Sigerlink, Bandarlampung — sungguh miris sekali nasip yang di alami oleh salah satu pasien yang berobat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Kota Bandarlampung, pasalnya diduga karena berobat menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, pasien mendapatkan pelayanan yang kurang baik, serta diberi obat Bodrek Migran yang notabenya obat yang dijual bebas di pasaran atau warung.
Namanya adalah mawar bukan nama asli, beliau merupakan sosok wanita yang cukup Kuat dalam menghadapi berbagai cobaan yang terus datang menghampiri dirinya.
Pada suatu malam, cobaan itu datang dengan tiba – tiba, sakit yang sudah lama di deritanya kambuh kembali, rasa nyeri pada bagian kepala yang sangat hebat membuatnya harus menerima kenyataan untuk di rawat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Kota Bandarlampung.
Dengan menggunakan Kartu BPJS Kesehatan Kelas I, dirinya sangat berharap dan sangat yakin jika pelayan yang diberikan oleh pihak rumah sakit akan sangat maksimal.
Namun ternyata Kartu Sakti yang digunakan untuk berobat di rumah sakit itu hanya mampu membantunya mendapatkan obat yang salah satunya obat Bodrek Migran, yang dikenal sebagai obat pasaran atau obat yang sering di jual di warung – warung.
Melihat hal tersebut, dirinya merasa sangat kecewa, sebagai pasien yang memiliki riwayat penyakit hati atau Hepatitis B, sangat tidak di anjurkan untuk mengonsumsi obat tersebut.
Namun apa daya, upaya yang ia lakukan tidak membuahkan hasil apa – apa, pihak rumah sakit melalui dokter Suharsono, S ps., M.Kes., tetap memberikanya obat Bodrek Migran yang digunakan untuk meredakan rasa sakit di bagian kepalanya.
Selain itu, ia juga mengungkapan bahwa selama ia menjalani pengobatan di rumah sakit tersebut pelayan yang diberikan oleh pihak rumah sakit sangat tidak maksimal, meskipun ia menggunakan BPJS Kelas satu namun ia mendapatkan ruangan kelas II dengan ukuran yang sangat kecil dan bahkan berjarak hitungan jengkal dari pintu WC yang setiap saat digunakan oleh pasien lain.
Tak hanya itu, ruangan yang diberikan oleh pihak rumah sakit juga terkesan kumuh, beraroma tidak sedang serta dibarengi dengan sikap perawat yang kurang baik.
Selain itu, ia juga mengatakan jika tempat makan yang diterima kurang layak, dan terkesan jorok.
“kemaren saya sempet kasih masukan sama bagian gizi masalah tempat makanan yang jorok,” ungkapnya, Senin ( 5/8/2024).
Mendapatkan pelayanan yang kurang maksimal dari pihak rumah sakit akhirnya ia memilih untuk menghentikan pengobatan di rumah sakit tersebut, ia mengatakan jika saat itu ia hanya dirawat selama dua hari dan memutuskan untuk pulang kerumah.
Namun tak selang beberapa lama, dikabarkan ia kembali masuk rumah sakit yang berbeda dengan keluhan yang sama yaitu keluhan sakit di bagian kepala.
Ketika di konfirmasi, terkait pelayanan tersebut pihak rumah sakit melalui Aisyah selaku Bagian pelayanan media bersama Bambang sebagai bagian humas mengatakan jika pihaknya kedepanya akan lebih meningkatkan pelayanan yang ada.
“Itu ruangannya yang dipakai pasien waktu itu ruangan mana ya, sebab akan di koordinasikan kepada pihak yang menangani hal tersebut, jika ruangnya di anggap kecil” katanya.
Lalu bagaimana tanggapan dari, pihak yang berkompeten terkait penggunaan obat Bodrek Migran di lingkungan rumah sakit serta pelayanan yang kurang maksimal terhadap pasien BPJS Kesehatan, tunggu berita selanjutnya. (Tim)