Sigerlink, Lampung — Sebagai seorang tokoh adat, Pun Yanuar yang merupakan Saibatin di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Belunguh dengan gelar Suttan Junjungan Sakti Yang dipertuan Sekala Brak ke 27, Pun Yanuar menyampaikan rasa kekecewaan dalam menanggapi pertemuan perdamaian antara KPU Kota Bandar Lampung dengan sekelompok orang yang mendeklarasikan diri nya sebagai Tokoh Adat Saibatin dan Pepadun se Prov. Lampung.
Bukan terkait dengan perdamaiannya, kalau masalah perdamaiannya dalam kacamata Pun Yanuar sebagai seorang Tokoh Adat itu merupakan tujuan semua pihak, siapa yang tidak mau Lampung ini damai, pasti tujuannya seperti itu ujarnya.
Yang sangat disayangkan ada sifat-sifat yang tidak terpuji yang dilakukan dalam pertemuan perdamaian tersebut, salah satunya untuk mencoba menikung, menggunting dalam lipatan dan mengambil keuntungan dari permasalahan ini, seharusnya kalau orang beradat tidak seperti itu.
Kemana mereka pada saat terjadi pelecehan, atau penghinaan terhadap simbol adat yang dilakukan oleh KPU Kota Bandar Lampung, jangankan memberikan kritik, bersuara pun tidak, terbungkam mulutnya, lah kok ketika Laskar Lampung dan para tokoh adat lainnya bereaksi, ada kelompok-kelompok tertentu memanfaatkan situasi, merasa paling berpengaruh dan mengambil keputusan sendiri melakukan perdamaian, patut kita duga bahwa ini ada transaksi undertable yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu yakni mencari keuntungan dari konflik yang sedang terjadi.
Jangan jadi pahlawan kesiangan dong, orang lain yang berkonflik tiba-tiba telor mata sapi, itu bukan sifat-sifat terpuji orang yang beradat, sedangkan kita ini bertujuan untuk memberikan efek jera dari orang-orang yang menyepelekan dan menghina simbol adat kita, kita juga tidak boleh menganggap remeh dan menghilangkan tokoh-tokoh adat yang lain, karena kita duduk sejajar dan semua tokoh adat itu memiliki wilayah serta struktur kepemimpinan adat masing-masing, jadi tidak boleh kita merasa bahwa kitalah yang paling beradat.
kita ini berusaha menghilangkan sifat-sifat kera yang bakal mempengaruhi lembaga penyelenggara pemilu dan masyarakat Lampung pada umumnya, jadi tolong hilangkan lah sifat-sifat kera yang sudah tertanam didalam diri kita masing-masing, karena sifat-sifat itulah yang akhirnya muncul kemudian berubah menjadi maskot tutup Pun Yanuar. (Redaksi)