Lagi lagi Debtcolektor (Penagih Hutang) yang mengaku dari Pihak Bank BTPN Syariah, melakukan perbuatan meresahkan Debitur (Peminjam Kredit Bank), tidak hanya itu saja warga sekitar yang tinggal di sekitar debitur ini pun cukup mengganggu kenyamanan dan meresahkan warga perumahan Bilabong Langkapura.
Hal ini di utarakan oleh salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan Kasian Tetangga kami Setiap bulan di datangi Para penagih yang rata rata perempuan mengaku dari pihak bank BTPN SYARIAH yang berbondong-bondong datang hingga larut malam ” ungkap warga
Masih menurut Warga komplek Bilabong ini menjelas hingga saat ini sang debitur terkadang resah dan depresi ketika pihak penagih datang berduyun-duyun hingga lebih dari 7-8 orang hingga mendekati larut malam warga disini juga sudah banyak yang mengetahui kalau debitur itu bukan nunggak tapi terlambat pembayaran sekitar 2 Minggu, mereka sering menunjukkan bukti pembayaran tidak pernah nunggak tapi hanya terlambat.
Merasa jengkel atas perbuatan Debtcolektor ini akhirnya suami Ibu N yakni inisial DR Berkoordinasi dengan pihak Barisan Anak Lampung Analitik Keadilan BALAK di bilangan Segalamider untuk berkonsultasi serta meminta pendampingan (Advokasi ) untuk mediasi penyelesaian persoalan yang terjadi.
Saat di markas Barisan Anak Lampung Analitik Keadilan BALAK DR menjelaskan duduk persoalan sehingga saat ini Baik istri maupun mertuanya mendapatkan tekanan mental yang disebabkan perbuatan Para Petugas penagih dari Pihak Bank BTPN Syariah ini .
DR membenarkan jika kediamannya setiap bulan di datangi petugas penagih yang jumlahnya lebih dari lima orang yang rata rata perempuan ” Mereka datang menagih selalu menunggu sampai malam hari sekitar pukul 22.30 Wib hingga 23.00 Wib, meski Tidak hanya itu saja kadang mereka menghubungi via nelpon maupun via Chat dengan bahasa kasar yang menurut saya kurang pantas dilakukan yang mengaku orang berpendidikan, dan pola penagihan seperti ini tidak pernah ada surat teguran maupun peringatan .” Ungkap Doni
DR pun membeberkan “saya sering meminta maaf kepada tetangga warga komplek yang merasa tidak nyaman dengan prilaku mereka yang datang selalu berbondong bondong dan jujur atas perilaku perbuatan mereka itu bukan hanya membuat tidak nyaman tetangga tapi juga meresahkan keluarga saya yang hingga saat ini selalu trauma dengan pola penagihan yang seperti ini.
Bahkan saya sudah sering meminta kebijakan kalau bisa pola penagihan jangan seperti ini agar tidak mengganggu kenyamanan dan ketentraman lagi pula kami pihak peminjam bukan nunggak pembayaran hanya mengalami keterlambatan beberapa Minggu dan ini bukti rekening koran pembayaran kami tidak menunggak sampai berbulan bulan.
Untuk bulan ini saja benar saya mengalami keterlambatan tapi bukan saya sengaja, sehubungan Pembayaran gaji pokok, uang Lembur dan THR mengalami keterlambatan pembayaran maka saya belum bisa membayar dan hal ini sudah saya jelaskan tapi mereka seolah tidak mau tahu, karna perilaku mereka ini menurut saya sudah luar daripada biasa Makanya saya berinisiatif untuk meminta pendampingan kepada pihak Barisan Anak Lampung Analitik Keadilan BALAK” ungkap Karyawan swasta yang merupakan Suami Dari Ibu Nanda ini.
(red)